PONDOK PESANTREN ABU BAKR ASH-SHIDDIIQ AL ISLAMI

Pondok Pesantren Abu Bakr Ash-Shiddiiq Al-Islami
---upaya mentarbiyah umat menjadi muslim ta'at---

Bolehkah Memutus Hubungan Silaturahmi Dengan Kerabat Yang Berbuat Maksiat?
(dijawab oleh Asy Syaikh Abdul ‘Aziz Alu Syaikh Hafizhahullahu Ta’ala)


PERTANYAAN
Apakah diperbolehkan meninggalkan atau memutus hubungan dengan salah satu kerabat yang bergelimang maksiat?


JAWABAN
Wahai saudaraku, maksiat dan musibah adalah ujian. Semua dari kita memiliki kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah bertaubat dan kembali pada Allah, orang yang terjaga dari kesalahan/tidak bermaksiat  hanyalah orang-orang yang dijaga Allah. Akan tetapi seorang yang bermaksiat perlu dikasihani dan mendapat cinta sesuai kadarnya dengan harapan agar dia mendapat  bimbingan sehingga dia bisa lepas dari tipu daya setan yang telah memperdaya dirinya. Tipu daya setan tersebut telah menyesatkan, menjadi penyebab dia keluar dari jalan yang benar yang ditempuh kaum muslimin.


Berilah rohmat dan kasih sayang pada saudaramu yang  terjatuh dalam maksiat sehingga ia bisa bangkit untuk meninggalkan kejelekan dan maksiat. Dia tetap menjadi saudara kita meskipun terjatuh ke dalam kejelekan dan kejahatan sama seperti kita maka nasihatilah dia agar kembali meniti jalan yang benar dan kokoh di atasnya. Semoga nasihatmu itu menjadi sebab  dia dikeluarkan oleh Allah  dari kegelapan perbutan zholim dan maksiat.

Sesunggunya penyebab seorang yang berada dalam kegelapan kezholiman  adalah karena  hatinya sedang lalai dan hatinya sedang ada penutup yang menghalanginya melihat kebaikan. Teman yang jelek(akhlaknya) juga  bisa menjadi penyebab seorang yang berada dalam kegelapan kezholiman. Teman yang jelek tersebut bersungguh-sungguh mengajak kepada kebatilan. Maka dari itulah kita perlu melihat apa sebenarnya penyebab saudara kita itu terjatuh ke dalam kemaksiatan kemudian kita berusaha memutus penyebab dia bermaksiat, memberi nasihat dan memperingakan dia bahwa balasan kemaksiatan itu adalah musibah dan kehancuran.

Allah berfirman
(وَلا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطاً

“dan janganlah engkau mengikuti orang-orang yang hatinya lalai dari berdzikir kepada Allah dan mengikuti hawa nafsun mereka. Mereka telah melampaui batas ” al Kahfi 28
Kita tidak ridho duduk bermajelis dengan teman –teman yang jelek kecuali dalam rangka mengajari mereka untuk berkhlak mulia, bertakwa kepada Allah dan memperingatkan mereka dari  kejelekan dan kerusakan. Rosulullah صلى اللهُ عليه وسلم bersabda: “permisalan teman yang baik adalah seperti penjual minyak wangi. Bisa jadi dia akan memberimu minyak wangi atau engkau membeli minyak wangi darinya atau engkau kena bau wanginya. Dan permisalan teman yang jelek adalah seperti pandai besi. Bisa jadi engkau terkena api(terbakar), ataupun mendapati bau yang tidak disukai.”


Diterjemahkan oleh @admin ashshiddiiq


Sumber

Categories: