Bolehkah Memutus Hubungan Silaturahmi Dengan Kerabat Yang Berbuat
Maksiat?
(dijawab oleh Asy Syaikh Abdul ‘Aziz Alu Syaikh Hafizhahullahu
Ta’ala)
PERTANYAAN
Apakah diperbolehkan meninggalkan atau memutus hubungan
dengan salah satu kerabat yang bergelimang maksiat?
JAWABAN
Wahai saudaraku, maksiat dan
musibah adalah ujian. Semua dari kita memiliki kesalahan, dan sebaik-baik orang
yang bersalah adalah bertaubat dan kembali pada Allah, orang yang terjaga dari
kesalahan/tidak bermaksiat hanyalah orang-orang
yang dijaga Allah. Akan tetapi seorang yang bermaksiat perlu dikasihani dan
mendapat cinta sesuai kadarnya dengan harapan agar dia mendapat bimbingan sehingga dia bisa lepas dari tipu
daya setan yang telah memperdaya dirinya. Tipu daya setan tersebut telah
menyesatkan, menjadi penyebab dia keluar dari jalan yang benar yang ditempuh
kaum muslimin.
Berilah rohmat dan kasih sayang
pada saudaramu yang terjatuh dalam
maksiat sehingga ia bisa bangkit untuk meninggalkan kejelekan dan maksiat. Dia
tetap menjadi saudara kita meskipun terjatuh ke dalam kejelekan dan kejahatan
sama seperti kita maka nasihatilah dia agar kembali meniti jalan yang benar dan
kokoh di atasnya. Semoga nasihatmu itu menjadi sebab dia dikeluarkan oleh Allah dari kegelapan perbutan zholim dan maksiat.
Sesunggunya penyebab seorang yang
berada dalam kegelapan kezholiman adalah
karena hatinya sedang lalai dan hatinya
sedang ada penutup yang menghalanginya melihat kebaikan. Teman yang
jelek(akhlaknya) juga bisa menjadi
penyebab seorang yang berada dalam kegelapan kezholiman. Teman yang jelek
tersebut bersungguh-sungguh mengajak kepada kebatilan. Maka dari itulah kita
perlu melihat apa sebenarnya penyebab saudara kita itu terjatuh ke dalam
kemaksiatan kemudian kita berusaha memutus penyebab dia bermaksiat, memberi
nasihat dan memperingakan dia bahwa balasan kemaksiatan itu adalah musibah dan
kehancuran.
Allah berfirman
(وَلا
تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ
أَمْرُهُ فُرُطاً
“dan janganlah engkau mengikuti
orang-orang yang hatinya lalai dari berdzikir kepada Allah dan mengikuti hawa
nafsun mereka. Mereka telah melampaui batas ” al Kahfi 28
Kita tidak ridho duduk bermajelis
dengan teman –teman yang jelek kecuali dalam rangka mengajari mereka untuk
berkhlak mulia, bertakwa kepada Allah dan memperingatkan mereka dari kejelekan dan kerusakan. Rosulullah صلى
اللهُ عليه وسلم bersabda:
“permisalan teman yang baik adalah seperti penjual minyak wangi. Bisa jadi dia
akan memberimu minyak wangi atau engkau membeli minyak wangi darinya atau
engkau kena bau wanginya. Dan permisalan teman yang jelek adalah seperti pandai
besi. Bisa jadi engkau terkena api(terbakar), ataupun mendapati bau yang tidak
disukai.”
Diterjemahkan oleh @admin
ashshiddiiq
Sumber
Categories:
akhlak