PONDOK PESANTREN ABU BAKR ASH-SHIDDIIQ AL ISLAMI

Pondok Pesantren Abu Bakr Ash-Shiddiiq Al-Islami
---upaya mentarbiyah umat menjadi muslim ta'at---


Thoharoh secara bahasa artinya bersih dan suci dari kotoran yang konkrit maupun abstrak. Adapun pengertian thoharoh secara syar’i adalah hilangnya hadats dan lenyapnya najis. Bersuci atau thoharoh dapat menggunakan air dan dapat pula menggunakan pengganti air (debu) dalam keadaan tertentu dengan cara khusus.
Salah satu contoh bersuci dengan menggunakan air adalah wudhu. Berikut ini akan disebutkan secara ringkas tentang wudhu. In sya Allah

ü AIR YANG DIGUNAKAN UNTUK BERWUDHU
Air yang suci dan mensucikan. Contoh: air hujan,cairan es, embun, air sungan, mata air, air sumur dan lautan serta air yang disuling.
وَ يُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مّنَ السّمَآءِ مَآءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ
Artinya: “dan Allah menurunkan air(hujan) dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu”(QS. Al Anfal:11)
 Jika air tersebut terkena najis hingga berubah rasa, bau dan warnanya maka tidak boleh digunakan untuk berwudhu. Misalnya, terkena bangkai tikus hingga air berbau busuk, atau berubah warna maka tidak boleh digunakan untuk bersuci dan atau berwudhu. Namun jika air  terkena sesuatu yang suci tanpa mendominasi maka boleh digunakan untuk bersuci dan atau berwudhu. Misalnya, air terkena sabun, daun-daun, debu, pasta dan lain-lain.  
ü TATA CARA WUDHU SESUAI SUNNAH NABI MUHAMMAD
1.    Niat di dalam hati(tanpa diucapkan)

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya amalan itu tergantung dari niatnya.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907)

2.    Membaca bismillah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ وُضُوءَ لَهُ وَلاَ وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْهِ

“Tidak ada shalat (tidak sah) orang yang shalat tanpa berwudhu dan tidak ada wudhu (tidak sah) wudhunya seseorang yang tidak menyebut nama Allah.” (HR. Abu Dawud no. 101, Ibnu Majjah no. 397, dan at-Tirmidzi no. 25 dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani di Irwa’ no. 81 dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

3.    Membasuh kedua telapak tangan 3x

عَنْ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّهُ رَأَى عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ إِنَائِهِ فَغَسَلَهُمَا ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِي الْوَضُوءِ ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثَلاَثًا ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ كُلَّ رِجْلٍ ثَلاَثًا ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَتَوَضَّأُ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا وَقَالَ مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Humran –bekas budaknya Utsman bin Affan- beliau pernah melihat Utsman meminta air untuk wudhu, lalu beliau (Utsman) menuangkan air ke kedua telapak tangannya dari wadah tersebut maka dibasuhlah (dicuci) sebanyak tiga kali, beliau lantas mencelupkan tangan kanannya ke dalam air tersebut kemudian berkumur-kumur, istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung) dan istinsyar (mengeluarkannya). Kemudian beliau membasuh wajahnya sebanyak tiga kali, kemudian membasuh tangannya sampai sikunya sebanyak tiga kali, kemudian mengusap kepalanya, kemudian membasuh (mencuci) setiap kakinya sebanyak tiga kali.Kemudian beliau berkata : “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berwudhu seperti wudhuku ini dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : ‘Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini kemudian shalat dua rakaat tidak berkata-kata di jiwanya (khusyu’), maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.’” (HR. Bukhari no. 159 dan Muslim no. 423)

4.    Berkumur seraya beristinsyaq(memasukan air ke hidung/dihirup) kemudian mengeluarkannya dari hidung (istinsar) 3x –istinsyaq dengan tangan kanan, istinsar dengan tangan kiri---

ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِي الْوَضُوءِ ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ

“…..Beliau lantas mencelupkan tangan kanannya ke dalam air tersebut kemudian berkumur-kumur, istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung) dan istinsyar (mengeluarkannya)…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ فَلْيَجْعَلْ فِي أَنْفِهِ ماء ثُمَّ لِيَنْثُرْ

“Jika salah seorang dari kalian berwudhu maka hendaknya dia menghirup air ke hidung lalu mengeluarkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

5.    Membasuh wajah 3x
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’aala :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى المَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

“Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian hendak berdiri mengerjakan shalat, basuhlah wajah-wajah kalian, kemudian tangan-tangan kalian sampai siku, kemudian usaplah kepala-kepala kalian, kemudian basuhlah kaki-kaki kalian sampai kedua mata kaki.” (al-Maidah:6)

6.    Membasuh tangan hingga siku 3x

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى المَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

“Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian hendak berdiri mengerjakan shalat, basuhlah wajah-wajah kalian, kemudian tangan-tangan kalian sampai siku, kemudian usaplah kepala-kepala kalian, kemudian basuhlah kaki-kaki kalian sampai kedua mata kaki.” (al-Maidah:6)

7.    Mengusap seluruh kepala dan kedua telinga 1x dengan air yang baru(bukan sis dari basuhan tangan)
berdasarkan firman Allah Ta’aala :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى المَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

“Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian hendak berdiri mengerjakan shalat, basuhlah wajah-wajah kalian, kemudian tangan-tangan kalian sampai siku, kemudian usaplah kepala-kepala kalian, kemudian basuhlah kaki-kaki kalian sampai kedua mata kaki.” (al-Maidah:6)
8.    Membasuh kedua kaki hingga mata kaki 3x disertai menyela-nyela jari kaki.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى المَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

 “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki…” (Qs. Al Maidah : 6)
Dan berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Utsman di dalam shahih Bukhari dan Muslim :

ثُمَّ غَسَلَ كُلَّ رِجْلٍ ثَلاَثًا

“…kemudian mencuci kedua kakinya sebanyak tiga kali.”

Setelah selesai berwudhu, berdo’a :

أشْهَدُ أنْ لآ إلٰهَ إلاّ ﷲ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ،وَ أشْهَدُ أنَ مُحَمَّدَا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ ،اللهم اجْعَلْنِيْ مَنَ التَّوَّابِيْنَ و اجْعَلْنِيْ مِنَ المُتَطَهِّرِيْنَ

Artinya:  “saya bersaksi bahwa tidak ada ilaah yang berhak diibadahi kecuali hanya Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang membersihkan diri ”
(HR.Tirmidzi)
*Basuhlah anggota wudhu dengan sempurna! Jangan sampai ada bagian yang terlewatkan(tidak terbasuh) walaupun hanya sedikit. Sesungguhnya nabi pernah melihat seseorang yang anggota wudhunya tidak dibasuh sebesar kuku, lalu beliau memerintahkan untuk mengulang wudhunya.


ü PEMBATAL-PEMBATAL WUDHU
Diantara pembatal wudhu adalah:
1.    Buang air besar(tinja)
2.    Buang air kecil(kencing)
3.    Buang angin(kentut)
4.    Hilang akal(gila, pingsan dan tidur nyenyak)
5.    Makan daging unta


Sumber

Al Mulakhkhash Al Fiqhi, Asy-Syaikh Sholih Al Fauzan hafizhahullah 

Categories: