Thoharoh secara
bahasa artinya bersih dan suci dari kotoran yang konkrit maupun abstrak. Adapun
pengertian thoharoh secara syar’i adalah hilangnya hadats dan lenyapnya najis.
Bersuci atau thoharoh dapat menggunakan air dan dapat pula menggunakan
pengganti air (debu) dalam keadaan tertentu dengan cara khusus.
Salah satu contoh
bersuci dengan menggunakan air adalah wudhu. Berikut ini akan disebutkan secara
ringkas tentang wudhu. In sya Allah
ü AIR
YANG DIGUNAKAN UNTUK BERWUDHU
Air yang suci dan mensucikan. Contoh:
air hujan,cairan es, embun, air sungan, mata air, air sumur dan lautan serta
air yang disuling.
وَ يُنَزِّلُ
عَلَيْكُمْ مّنَ السّمَآءِ مَآءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ
Artinya: “dan Allah menurunkan air(hujan)
dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu”(QS. Al Anfal:11)
Jika air tersebut terkena najis hingga berubah
rasa, bau dan warnanya maka tidak boleh digunakan untuk berwudhu. Misalnya,
terkena bangkai tikus hingga air berbau busuk, atau berubah warna maka tidak
boleh digunakan untuk bersuci dan atau berwudhu. Namun jika air terkena sesuatu yang suci tanpa mendominasi
maka boleh digunakan untuk bersuci dan atau berwudhu. Misalnya, air terkena
sabun, daun-daun, debu, pasta dan lain-lain.
ü TATA
CARA WUDHU SESUAI SUNNAH NABI MUHAMMAD ﷺ
1. Niat
di dalam hati(tanpa diucapkan)
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“Sesungguhnya
amalan itu tergantung dari niatnya.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907)
2. Membaca
bismillah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ وُضُوءَ لَهُ وَلاَ وُضُوءَ لِمَنْ
لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْهِ
“Tidak ada
shalat (tidak sah) orang yang shalat tanpa berwudhu dan tidak ada wudhu (tidak
sah) wudhunya seseorang yang tidak menyebut nama Allah.” (HR. Abu
Dawud no. 101, Ibnu Majjah no. 397, dan at-Tirmidzi no. 25 dan dihasankan oleh Syaikh
al-Albani di Irwa’ no. 81 dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
3. Membasuh
kedua telapak tangan 3x
عَنْ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّهُ
رَأَى عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ إِنَائِهِ
فَغَسَلَهُمَا ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِي الْوَضُوءِ ثُمَّ
تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا
وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثَلاَثًا ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ
كُلَّ رِجْلٍ ثَلاَثًا ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
يَتَوَضَّأُ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا وَقَالَ مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا
ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ
مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Humran
–bekas budaknya Utsman bin Affan- beliau pernah melihat Utsman meminta air
untuk wudhu, lalu beliau (Utsman) menuangkan air ke kedua telapak tangannya dari wadah
tersebut maka dibasuhlah (dicuci) sebanyak tiga kali, beliau lantas mencelupkan
tangan kanannya ke dalam air tersebut kemudian berkumur-kumur, istinsyaq
(memasukkan air ke dalam hidung) dan istinsyar (mengeluarkannya). Kemudian
beliau membasuh wajahnya sebanyak tiga kali, kemudian membasuh tangannya sampai
sikunya sebanyak tiga kali, kemudian mengusap kepalanya, kemudian membasuh
(mencuci) setiap kakinya sebanyak tiga kali.Kemudian beliau berkata : “Aku melihat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam berwudhu seperti wudhuku ini dan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : ‘Barangsiapa yang berwudhu seperti
wudhuku ini kemudian shalat dua rakaat tidak berkata-kata di jiwanya (khusyu’),
maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.’” (HR. Bukhari no. 159 dan Muslim no. 423)
4. Berkumur
seraya beristinsyaq(memasukan air ke hidung/dihirup) kemudian mengeluarkannya
dari hidung (istinsar) 3x –istinsyaq dengan tangan kanan, istinsar dengan
tangan kiri---
ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِي الْوَضُوءِ ثُمَّ تَمَضْمَضَ
وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ
“…..Beliau
lantas mencelupkan tangan kanannya ke dalam air tersebut kemudian
berkumur-kumur, istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung) dan istinsyar
(mengeluarkannya)…” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits
yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِذَا تَوَضَّأَ أَحَدُكُمْ فَلْيَجْعَلْ فِي أَنْفِهِ ماء
ثُمَّ لِيَنْثُرْ
“Jika salah
seorang dari kalian berwudhu maka hendaknya dia menghirup air ke hidung lalu
mengeluarkannya.” (HR. Bukhari
dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
5. Membasuh
wajah 3x
Hal ini
berdasarkan firman Allah Ta’aala :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى
الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى المَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ
وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Wahai
orang-orang yang beriman, jika kalian hendak berdiri mengerjakan shalat,
basuhlah wajah-wajah kalian, kemudian tangan-tangan kalian sampai siku,
kemudian usaplah kepala-kepala kalian, kemudian basuhlah kaki-kaki kalian
sampai kedua mata kaki.” (al-Maidah:6)
6. Membasuh
tangan hingga siku 3x
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى
الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى المَرَافِقِ وَامْسَحُوا
بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Wahai
orang-orang yang beriman, jika kalian hendak berdiri mengerjakan shalat,
basuhlah wajah-wajah kalian, kemudian tangan-tangan kalian sampai siku,
kemudian usaplah kepala-kepala kalian, kemudian basuhlah kaki-kaki kalian
sampai kedua mata kaki.” (al-Maidah:6)
7. Mengusap
seluruh kepala dan kedua telinga 1x dengan air yang baru(bukan sis dari basuhan
tangan)
berdasarkan
firman Allah Ta’aala :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى
الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى المَرَافِقِ وَامْسَحُوا
بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika
kalian hendak berdiri mengerjakan shalat, basuhlah wajah-wajah kalian, kemudian
tangan-tangan kalian sampai siku, kemudian usaplah kepala-kepala kalian,
kemudian basuhlah kaki-kaki kalian sampai kedua mata kaki.” (al-Maidah:6)
8. Membasuh
kedua kaki hingga mata kaki 3x disertai menyela-nyela jari kaki.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا
وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى المَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ
وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki…” (Qs. Al
Maidah : 6)
Dan
berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Utsman di dalam shahih Bukhari dan
Muslim :
ثُمَّ غَسَلَ كُلَّ رِجْلٍ ثَلاَثًا
“…kemudian
mencuci kedua kakinya sebanyak tiga kali.”
Setelah selesai berwudhu, berdo’a :
أشْهَدُ أنْ لآ إلٰهَ إلاّ ﷲ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ،وَ
أشْهَدُ أنَ مُحَمَّدَا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ ،اللهم اجْعَلْنِيْ مَنَ
التَّوَّابِيْنَ و اجْعَلْنِيْ مِنَ المُتَطَهِّرِيْنَ
Artinya: “saya bersaksi bahwa tidak ada ilaah yang
berhak diibadahi kecuali hanya Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, dan saya
bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah,
jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk
orang-orang yang membersihkan diri ”
(HR.Tirmidzi)
*Basuhlah anggota wudhu dengan
sempurna! Jangan sampai ada bagian yang terlewatkan(tidak terbasuh) walaupun
hanya sedikit. Sesungguhnya nabiﷺ pernah melihat
seseorang yang anggota wudhunya tidak dibasuh sebesar kuku, lalu beliau ﷺ memerintahkan untuk mengulang wudhunya.
ü PEMBATAL-PEMBATAL
WUDHU
Diantara
pembatal wudhu adalah:
1. Buang
air besar(tinja)
2. Buang
air kecil(kencing)
3. Buang
angin(kentut)
4. Hilang
akal(gila, pingsan dan tidur nyenyak)
5. Makan
daging unta
Sumber
Al
Mulakhkhash Al Fiqhi, Asy-Syaikh Sholih Al Fauzan hafizhahullah
Categories:
fiqih