PONDOK PESANTREN ABU BAKR ASH-SHIDDIIQ AL ISLAMI

Pondok Pesantren Abu Bakr Ash-Shiddiiq Al-Islami
---upaya mentarbiyah umat menjadi muslim ta'at---

NASIHAT TAQWA
oleh Asy-Syaikh Robi' bin Hadi Al-Madhkholy-Hafizhahullahu-


Pokok dari nasihat ini adalah taqwa kepada Allah Azza Wa Jalla pada setiap perkataan dan amalan.

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا (٧٠)يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا 

 artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar, 71. niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar".(QS.Al Ahzab: 70-71) 

Pada ayat ini Allah memberika taujih/nasihat kepada kaum mu’minin tentang apa yang bermanfaat bagi agama dan dunia serta ukhrowi mereka. Pokok dari hal tersebut adalah taqwa kepada Allah. 

Kata taqwa merupakan masdar yang masih umum, hal-hal yang bersesuaian dengan kata taqwa adalah perkara aqidah, manhajiyyah dan akhlak, Serta menjauhi perkara yang Allah haramkan seperti syirik, menyeru kepada kesesatan dan akhlak tercela. Sesungguhnya islam mengajak pada akhlak- akhlak yang terpuji. 

Pemimpin akhlak mulia pada umat ini adalah Rasulullah shollallohu alaihi wasallam. Allah mensucikan beliau sehingga memiliki akhlak yang agung. Seperti dalam Al Qur’an ARTINYA:" dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung".(QS.Al Qolam :4) 

Baarakallahufiikum.  Maka berakhlaklah dengan akhlak islammiyyah. 


Pokok dari akhlaq islamiyyah yang disebutkann dalam ayat tersebut adalah kejujuran dalam perkataan dan perbuatan, ikhlash terhadp Allah ta’ala(memurnikan ibadah hanya untuk Allah) dan beramal shaleh. Apabila kita menegakkan yang demikian maka Allah akan memperbaiki amalan- amalan kita in  sya Allah. 

Aku nasihatkan pada kalian untuk saling bersaudara(menjaga persaudaraan) diantara kalian, tarohum (saling merohmati), memuliakan ulama-ulama dan ustadz ustadz kalian salafiyyin yang menyeru kepada Allah tabaraka wa ta’ala. Salah satu ulama kalian in sya Allah adalah Syaikh Adil Manshur. Sesungguhnya dia in sya Allah menghiasi dirinya dengan sifat ilmiah yang agung. Aku mengetahui tentang nasihat- nasihat yang dia berikan kepada para penuntut ilmu, aku mengetahui ijtihad dia pada penerbit bermanhaj salaf. Sungguh setiap manusia memiliki kesalahan, kita semua memiliki kesalahan, akan tetapi seorang alim jika bersalah maka tidak diperangi, tidak diperangi, nasihatilah dengan adab yang baik dan taroohum. 

Tidak ada seorangpun kecuali padanya tergelincir dalam kesalahan,.baarakallahufiikum. kita semuaa memiliki kesalahan. Yang dituntut(yang harus dilakukan) bagi salafiyyin para pemberi nasihat dan mukhlisin adalah tawadhu’ dan memberikan nasihat dengan adab yang baik serta memuliakan. Jika  ada yg bersalah diantara kalian baik dari kalangan penuntut ilimu –baarokallohufiikum- yang pemula-kecil- maupun yang besar(tua dan berilmu) maka nasihatilah dengan lembut, dengan rasa persaudaraan, mawaddah, dan kecintaan.barakallahufiik. 

Menampakkan perselisihan dan pertengkaran apapun itu tidaklah termasuk jalan ahlus sunnah. Jalan ahlus sunnah adalah hikmah,hilm -santun, bersaudara, talaahum, baarokalluhufiikum. Berpegang teguhlah kalian pada manhaj salaf pada perkara aqidah,,akhlaq, dan amalan-amalan kalian, salah satunya adalah memuliakan ulama dan mengambil faidah dari mereka. Baarokallohufiikum. Dan Allohlah yg member taufik kepada semua itu utuk mengamalkan perkara yang dicintai dan diridho’I. sholawat dan salam tercurah atas nabi kita Muhammad , keluarga, dan para sahabat. 


--------- diringkas dan diterjemahkan dari Audio asli
sumber
http://soo.gd/kalimaShiekhRabeeAudio
http://soo.gd/kalimaShiekhRabee
Read More …


Read More …





FANATISME ABAD 21

Asy-Syaikh DR.Muhammad Robi’ bin Hadi ‘Umair Al-Madhkholy



Segala puji Haya milik Allah, sholawat dan salam tetap terlimpah kepada Rasulullah ﺼﻟﻰﷲ ﻋﻟﻴﻪ ﻮﺴﻟﻢ, para sahabat dan orang-orang yang beriman yang mengambil petunjuknya. Amma ba’du.
"Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kalamulloh dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW. Perkara yang paling jelek adalah sesuatu yang diada-adakan (dalam din), setiap perkara yang diada-adakan adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat".
Hadits ini adalah salah satu dari sekian banyak hadits yang menunjukkan jawaamiul kalim (perkataan singkat tetapi mengandung sekian banyak hukum). Hal ini hanya diberikan khusus kepada beliau  dan tidak diberikan kepada para nabi selainnya dan seluruh bani Adam.
Sebaik-baik perkataan adalah kalamulloh dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad dalam setiap aspek/sisi. Baik dalam perkara aqidah, syari'at, politik, akhlak, jihad, al-amru bil ma'ruf wan nahyi 'anil munkar, menghadapi musuh-musuh Allah yang bermacam-macam jenisnya seperti orang-orang kafir dan munafik, menghadapi pelaku perbuatan maksiat dan ahli bid'ah. Demikian juga dalam memberikan al-walaa (loyalitas) kepada orang-orang yang berada di atas al-haq dan al-baraa' (pelepasan diri) dari orang-orang yang berada di atas kebatilan, baik dari golongan orang-orang kafir, atau dari golongan orang-orang yang berada dalam kesesatan hawa nafsu sesuai dengan tingkat penyimpangan bid'ah dan bahayanya terhadap Islam dan kaum muslimin.
Yang demikian telah dipahami, dipegang, dan diamalkan dengan sempurna oleh generasi salaf (shahabat,tabi’in, atba’ut tabi’in) dan orang-orang yang mengikuti jalan yang mereka tempuh. Sebaliknya ahlul ahwaa (orang-orang yang berada di atas kebatilan hawa nafsunya) telah menyelisihinya sesuai dengan tingkatan yang berbeda-beda.
Fitnah ahlul ahwaa telah muncul sejak zaman para sahabat Rasulullah  dan terus berkembang luas fitnah bid'ah dan pecahan golongan-golongan, sampai pada zaman kita sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh rusaknya hawa nafsu, yang mengakibatkan rusaknya pengambilan hukum, pemahaman, lemahnya keyakinan dalam berpegang teguh, dan mengakibatkan kerusakan dalam berkehendak (melakukan suatu perkara). Generasi salaf dan orang-orang yang mengikuti jalan yang mereka tempuh, sampai saat ini telah diselamatkan oleh Allah dari kerusakan hawa nafsu tersebut.
Kebanyakan ahlul ahwaa dan golongan-golongan yang ada, telah menempatkan kerusakan hawa nafsunya sederajat dengan apa yang dilakukan oleh musuh-musuh para rasul Allah, dalam rangka mendzohirkan kebatilan dan fanatik dengannya. Pada dasarnya mereka di atas kebatilan dan kesesatan.Sebagaimana firman Allah yang mengabarkan tentang musuh-musuh para rasulNya (artinya):
"Dan mereka mengingkarinya karena disebabkan kedzoliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya". 
(Q.S. An-Naml : 14)
Demikian juga firman Allah (artinya):
"Karena sesungguhnya mereka tidak mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang dzolim itu mengingkari ayat-ayat Allah". (QS. Al-An'am : 33).
Demikian keadaan orang-orang yang berada di atas kekufuran, pembangkangan, dan kebatilan.
Adapun kotoran buih, orang-orang rendahan/gembel, dan pengikut orang-orang yang lantang bicaranya (berbicara tanpa ilmu agama Allah dari para ‘ulama yang jahat), dimana suaranya sama dengan suara burung gagak yang menggaok, pada dasarnya keadaan mereka (orang-orang rendahan/gembel) tersebut, sama dengan musuh-musuh para Rasul. Musuh-musuh para Rasul mengatakan (artinya):
"Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka". (QS. Az-Zukhruf: 23).

Mereka adalah manusia yang bernasib buruk, sebagaimana firman Allah (artinya):
"Dan perumpamaan orang-orang kafir adalah seperti (penggembala yang) memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu, dan buta, maka oleh sebab itu mereka tidak berakal". (Q.S. Al-Baqoroh: 171).

Oleh sebab itulah ahlus sunnah sangat gigih memerangi kebatilan fanatisme.


Akan tetapi bencana yang sangat dahsyat, kesesatan yang membutakan, dan musibah yang sangat besar, mengakibatkan kejahatan yang ditimbulkan oleh rusaknya hawa nafsu sampai pada tingkat yang lebih jelek dari sekedar fanatik kepada madhzab tertentu, yaitu munculnya golongan politik dan fanatisme yang ditimbulkan olehnya, sebagai pewaris baru ahlul ahwaa yang penuh dengan kotoran/penyakit.

Golongan yang ditimbulkan oleh golongan yang terjatuh kepada politik dan fanatisme, ada tiga macam:

1.Golongan yang terang-terangan mendhohirkan pembangkangan, permusuhan, dan kekufurannya terhadap Islam. Maka tidak ada jalan lain bagi mereka kecuali berdakwah/menyerunya kepada Islam, atau pedang Abu Bakar apabila ditemukan (adanya kemampuan) jika mereka tidak menerima dakwah tersebut.

2.Golongan yang mengangkat/mendhohirkan syiar-syiar Islam, tetapi kosong dari aqidah yang shohih (benar) dan perkara yang asas dalam agama Islam yang mulia.
Tumbuh dan berkembang dari golongan ini:
 a. Golongan yang memberikan loyalitas kepada Rowafidl (1) , selaras dan harmonis bersamanya, membiarkan kesesatannya, bahkan tidak mengingkari kekufuran dan kezindikan yang ada padanya dan mendakwahkan persatuan bersama mereka (Rowafidl) di bawah bendera persahabatan.
 b. Golongan yang memberikan loyalitas kepada sufiyyah dengan berbagai macam corak dan ragamnya, bahkan kebanyakan orang-orangnya adalah ahli tasawwuf.
 c .Golongan yang mendhohirkan slogan pemusatan untuk menghadapi orang-orang kafir dari syiah, yahudi, nashoro, dan yang lainnya. Dengan tujuan membungkam ahlus sunnah dan ahlut tauhid (orang-orang yang berada di atas tauhid) dan mendirikan pagar untuk menghalangi sampainya dakwah al-haq kepada mereka yang menginginkan menerima al-haq, baik dari keumuman kaum muslimin maupun yang berada di tengah-tengah mereka ahlul bid'ah. Sungguh mereka telah berjalan dan melaksanakan prinsip yang jahat, hina, dan jelek tersebut. Mereka berpacu di arena ini untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah dan merusak mayoritas anak-anak ahlul tauhid.

Akan tetapi Allah adalah Dzat Maha Adil dalam rencana-Nya, Dia akan mengoyak apa yang mereka tutupi, membuka aib dan kejahatannya setelah mereka mendirikan negara dan tercapai tujuan/cita-citanya. Kejahatan tersebut adalah diadakannya muktamar-muktamar yang bertujuan mendakwahkan:
'Persamaan atau persatuan seluruh agama'
'Persaudaraan kaum muslimin dengan seluruh penganut agama dan madzab'
'Persatuan Islam dengan Syiah dan pembaharu intelektual di seluruh dunia'.

3.Golongan yang bercabang dan musytaq dari golongan yang kedua. Mereka tidak sebatas mengangkat/mendhohirkan syiar-syiar islam, tetapi mendakwa bahwa golongannya di atas manhaj/jalan salafus sholih (ahlus sunnah wal jamaah), dengan tujuan pemalsuan, tipu daya, dan mengadakan makar kepada kaum muslimin. Golongan yang ketiga ini lebih besar kejahatan dan makarnya(tipu daya) daripada golongan yang kedua.

Fitnahnya menyibukkan dan dirasakan oleh kalangan ulama manhaj salaf, tidak terkecuali Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Mereka merubah perkataan Syaikhul Islam dan yang lainnya, untuk melindungi dan melanggengkan manhaj/jalan ahlul bid'ah yang batil. Baik aqidah/keyakinan, jalan, penyimpangan politik, maupun pemikirannya.
Untuk memperkokoh tujuan atau sasarannya yang jahat tersebut, mereka mengarang kitab-kitab dan menempatkan tulisan yang berkaitan dengan perkara-perkara yang mendasar. Demikian juga tulisan yang berkaitan dengan manhaj/prinsip, seperti 'Manhaj Muwaazanaat' dan 'Ta'addudul-Hizbiyyaat'.(2)

Bersamaan dengan itu, mereka mengarahkan penyerbuan secara total dan menyeluruh dari segala penjuru dan menfitnah serta mencaci maki ahlus sunnah dan ahlut tauhid dengan segenap kesombongannya. Kejahatan mereka melebihi pendahulunya dalam memberikan pertolongan kepada ahlul bathil dan membela tokoh-tokohnya, memerangi ahlul haq dan mendzolimi serta menenggelamkannya kedalam kesesatan.

Akan tetapi Alloh adalah Dzat Yang Maha Adil dalam rencana-Nya, Dia berfirman (artinya):
"Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari". 
(Q.S. An-Naml: 50).
Sungguh mereka akan terus asyik tenggelam dalam perbuatan makarnya, sehingga Allah membuka aib dan kejahatannya seperti yang telah dialami oleh pendahulunya dari golongan Syiah.


Bacalah tulisan atau kitab-kitab mereka, kemudian perhatikan dan telitilah kitab para ulama ahlul haq yang di dalamnya terdapat kaidah-kaidah kritik dengan ketelitian tinggi yang dibangun di atas dasar Al-Qur'an dan As-Sunnah, insya Alloh engkau akan mendapatkan bahwa pada hakekatnya mereka di atas kepalsuan dan akan tunduk kebatilan yang ada padanya. Allah pasti akan mendzohirkan apa yang ada pada mereka meskipun mereka membencinya.
Bertanyalah kepada mereka tentang ahlul bid'ah dan ahlul ahwaa', diantaranya mereka yang menyerukan persamaan atau persatuan seluruh agama dan memusuhi sunnah serta memusuhi tauhid, engkau akan mendapatkan jawaban yang menyelisihi keterangan dari generasi Salafus Sholih. Kepada mereka yang besar kepalanya dan golongan yang tertipu, kami hadapkan dengan pernyataan yang keras akan kebenaran dan bahaya dari kejahatan fanatisme, yang membinasakan dan akan menjeruskan seseorang ke dalam peribadahan kepada ulama Yahudi dan ahli ibadah dari kalangan Nashoro.

Kepada mereka yang besar kepalanya dan golongan yang tertipu, kami hadapkan dengan pernyataan yang keras agar mengumumkan kecintaannya kepada al-haq dan orang-orang yang berada di atasnya, tidak meremehkan sesuatu yang menyebabkan datangnya murka dari Allah, tidak memerangi al-haq dan orang-orang yang berada di atasnya, dan tidak mendekati sarang ahlul bathil.

Kami panggil dan mengharap kepada mereka yang tertipu, agar memecahkan dan menghancurkan pengkhianatan yang menyelubungi dan rintangan atau hijab yang diletakkan oleh pemakar dan penipu untuk menutupi kebenaran yang sangat terang. Karena mereka (pemakar dan penipu) bertujuan menjerumuskan manusia ke kegelapan yang berujung kepada peribadahan hawa nafsu dan kebatilan.

Ya Allah bebaskan dan selamatkanlah mereka yang tertawan, berilah jalan keluar bagi mereka dari belenggu orang-orang yang mendzolimi dan memenjarakannya dalam kegelapan kebatilan, goa-goa hawa nafsu, dan saluran kotoran makar atau tipu muslihat "Sesungguhnya Engkau adalah Yang Maha Mendengar doa".


(1) Berkata Imam Ahmad : Mereka (Rowafidl) adalah golongan yang mencaci-maki Abu Bakr dan ‘Umar . (Lihat Thabaqot Al Hanabilah lil Qadhi ‘ibnu Abi Ya’la Juz.1 hal : 33). Mereka golongan Rowafidl bersepakat bahwa para shahabat Rasulullah  telah sesat disebabkan para shahabat tidak mau mengikuti Ali bin Abi Thalib setelah wafatnya Nabi .
(2) Lihat bantahan ilmiyah yang rinci kepada penyimpangan pemikiran 'Manhaj Muwaazanaat' Salman Al-'Audah dan yang lainnya dalam kitab 'Manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaa'ah fii Naqdir Rijaal wal Kutub wath Thowaaif' dan bantahan kepada penyimpangan pemikiran 'Ta'addudul Hizbiyyaat' Abdur-Rohman Abdul-Kholiq dalam kitab 'Jamaa'ah Waahidah Laa Jamaa'aat wa Shiraath Waahidah Laa 'Asyaraat' oleh : Asy-Syaikh Al-'Allamah Al-Muhaddits Al-Mujahid DR. Abu Muhammad Robi' bin Hadi 'Umair Al-Madkholy

Diterjemahkan oleh Al-Ustadz Abu 'Isa Nurwahid dari kitab 'At-Ta'assub' Syaikh Abu Muhammad Robi' bin Hadi 'Umair Al-Madkhaly

Sumber : Buletin Dakwah Al-Atsary, Semarang Edisi XIV/1427 H






Read More …


Wahai saudaraku...

Berhati-hatilah dari terlalu banyak berceloteh dan terlalu banyak berbicara,Allah Ta'ala berfirman:

Artinya:

"Dan tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah,atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia ". (An Nisa:114)
Dan ketahuilah wahai saudaraku,semoga Allah ta'ala merahmatimu dan menunjukimu kepada jalan kebaikan, bahwa disana ada yang senantiasa mengamati dan mencatat perkataanmu.

"عن اليمين وعن الشمال قعيد. ما يلفظ من قولٍ إلا لديه رقيب عتيد ” (ق: الآية 17-18)

Artinya:
"Seorang duduk disebelah kanan,dan yang lain duduk disebelah kiri.tiada satu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir" (Qaaf:17-18).
Maka jadikanlah ucapanmu itu menjadi perkataan yang ringkas, jelas, yang tidak bertele-tele yang dengannya akan memperpanjang pembicaraan.

1)Bacalah Al qur'an karim dan bersemangatlah untuk menjadikan itu sebagai wirid keseharianmu, dan senantiasalah berusaha untuk menghafalkannya sesuai kesanggupanmu agar engkau bisa mendapatkan pahala yang besar dihari kiamat nanti.
عن عبد الله بن عمرورضي الله عنهما- عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ” يقال لصاحب القرآن: اقرأ وارتق ورتّل كما كنت ترتّل في الدنيا فإن منزلتك عند آخر آية تقرؤهارواه أبو داود والترمذي
Dari abdullah bin ‘umar radiyallohu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, beliau bersabda:
dikatakan pada orang yang senang membaca alqur’an: bacalah dengan tartil sebagaimana engkau dulu sewaktu di dunia membacanya dengan tartil, karena sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca.
HR.abu daud dan attirmidzi
2)Tidaklah terpuji jika engkau selalu menyampaikan setiap apa yang engkau dengarkan,karena kebiasaan ini akan menjatuhkan dirimu kedalam kedustaan.
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ” كفى بالمرء كذباً أن يتحدّث بكل ما سمع “

Dari Abu hurairah radiallahu 'anhu,sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Cukuplah seseorang itu dikatakan sebagai pendusta ketika dia menyampaikan setiap apa yang dia dengarkan."
(HR.Muslim dan Abu Dawud)
3)jauhilah dari sikap menyombongkan diri (berhias diri) dengan sesuatu yang tidak ada pada dirimu,dengan tujuan membanggakan diri dihadapan manusia.
عن عائشة – رضي الله عنها- أن امرأة قالت: يا رسول الله، أقول إن زوجي أعطاني ما لم يعطني؟ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” المتشبّع بما لم يُعط كلابس ثوبي زور “.
Dari aisyah radiyallohu ‘anha, ada seorang wanita yang mengatakan:wahai Rasulullah,aku mengatakan bahwa suamiku memberikan sesuatu kepadaku yang sebenarnya tidak diberikannya.berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam,: orang yang merasa memiliki sesuatu yang ia tidak diberi,seperti orang yang memakai dua pakaian kedustaan." (muttafaq alaihi)

4)Sesungguhnya dzikrullah memberikan pengaruh yang kuat didalam kehidupan ruh seorang muslim,kejiwaannya, jasmaninya dan kehidupan masyarakatnya. maka bersemangatlah wahai saudaraku untuk senantiasa berdzikir kepada Allah ta'ala,disetiap waktu dan keadaanmu.Allah ta'ala memuji hamba-hambanya yang mukhlis dalam firman-Nya:
” الذين يذكرون الله قياماً وقعوداً وعلى جنوبهم… ” (آل عمران: الآية 191).
Artinya:
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring…" (Ali imran:191).
5)Jika engkau hendak berbicara,maka jauhilah sifat merasa kagum dengan diri sendiri, sok fasih dan terlalu memaksakan diri dalam bertutur kata,sebab ini merupakan sifat yang sangat dibenci Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam,dimana Beliau bersabda:
” وإن أبغضكم إليّ وأبعدكم مني مجلساً يوم القيامة الثرثارون والمتشدقون والمتفيهقون “.
"sesungguhnya orang yang paling aku benci diantara kalian dan yang paling jauh majelisnya dariku pada hari kiamat : orang yang berlebihan dalam berbicara, sok fasih dengan ucapannya dan merasa ta'ajjub terhadap ucapannya."
(HR.Tirmidzi,Ibnu Hibban dan yang lainnya dari hadits Abu Tsa'labah Al-Khusyani radhiallahu anhu)
6)Jauhilah dari terlalu banyak tertawa,terlalu banyak berbicara dan berceloteh.jadikanlah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, sebagai teladan bagimu,dimana beliau lebih banyak diam dan banyak berfikir.beliau Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, menjauhkan diri dari terlalu banyak tertawa dan menyibukkan diri dengannya.bahkan jadikanlah setiap apa yang engkau ucapkan itu adalah perkataan yang mengandung kebaikan, dan jika tidak,maka diam itu lebih utama bagimu. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, bersabda:
” من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيراً أو ليصمت “.
" Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,maka hendaknya dia berkata dengan perkataan yang baik,atau hendaknya dia diam."
(muttafaq alaihi dari hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu)
8) jangan kalian memotong pembicaraan seseorang yang sedang berbicara atau membantahnya,atau meremehkan ucapannya. Bahkan jadilah pendengar yang baik dan itu lebih beradab bagimu,dan ketika harus membantahnya,maka jadikanlah bantahanmu dengan cara yang paling baik sebagai syi'ar kepribadianmu.
9) berhati-hatilah dari suka mengolok-olok terhadap cara berbicara orang lain,seperti orang yang terbata-bata dalam berbicara atau seseorang yang kesulitan berbicara.Alah Ta'ala berfirman:

” يا أيها الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيراً منهم ولا نساء من نساء عسى أن يكن خيراً منهن ” (الحجرات: الآية 11).
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik."
(QS.Al-Hujurat:11)
10) jika engkau mendengarkan bacaan Alqur'an,maka berhentilah dari berbicara,apapun yang engkau bicarakan, karena itu merupakan adab terhadap kalamullah dan juga sesuai dengan perintah-Nya, didalam firman-Nya:
: ” وإذا قرىء القرآن فاستمعوا له وأنصتوا لعلكم ترحمون ” (الأعراف: الآية 204).
Artinya: "dan apabila dibacakan Alqur'an,maka dengarkanlah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kalian diberi rahmat". Qs.al a'raf :204
11) bertakwalah kepada Allah wahai saudaraku,bersihkanlah majelismu dari ghibah dan namimah (adu domba) sebagaimana yang Allah ‘azza wajalla perintahkan kepadamu untuk menjauhinya. bersemangatlah engkau untuk menjadikan didalam majelismu itu adalah perkataan-perkataan yang baik,dalam rangka menasehati,dan petunjuk kepada kebaikan. perkataan itu adalah sebuah perkara yang besar,berapa banyak dari perkataan seseorang yang dapat menyebabkan kemarahan dari Allah ‘azza wajalla dan menjatuhkan pelakunya kedalam jurang neraka.Didalam hadits Mu'adz radhiallahu anhu tatkala Beliau bertanya kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam: apakah kami akan disiksa dengan apa yang kami ucapkan? Maka jawab Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
” ثكلتك أمك يا معاذ. وهل يكبّ الناس في النار على وجوههم إلا حصائدُ ألسنتهم ” ( رواه الترمذي).
"engkau telah keliru wahai Mu'adz,tidaklah manusia dilemparkan ke Neraka diatas wajah-wajah mereka melainkan disebabkan oleh ucapan-ucapan mereka."
(HR.Tirmidzi,An-Nasaai dan Ibnu Majah)

12- berhati-hatilah -semoga Allah menjagamu- dari menghadiri majelis yang buruk dan berbaur dengan para pelakunya,dan bersegeralah-semoga Allah menjagamu- menuju majelis yang penuh dengan keutamaan, kebaikan dan keberuntungan.
13- jika engkau duduk sendiri dalam suatu majelis, atau bersama dengan sebagian saudarimu,maka senantiasalah untuk berdzikir mengingat Allah ‘azza wajalla dalam setiap keadaanmu sehingga engkau kembali dalam keadaan mendapatkan kebaikan dan mendapatkan pahala.Allah ‘azza wajalla berfirman:
” الذين يذكرون الله قياماً وقعوداً وعلى جنوبهم “. (آل عمران: الآية 191)
Artinya: "(yaitu) orang – orang yang mengingat Allah sambil berdiri,atau duduk,atau dalam keadaan berbaring" (QS..ali 'imran :191)
14- jika engkau hendak berdiri keluar dari majelis, maka ingatlah untuk selalu mengucapkan:
” سبحانك الله وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك “.
"maha suci Engkau ya Allah dan bagimu segala pujian,aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak untuk disembah kecuali Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu, dan aku bertaubat kepada-Mu"
Sehingga diampuni bagimu segala kesalahanmu di dalam majelis tersebut ...


dikutip dari
http://salafybpp.com/ 
dengan penyesuaian.
Read More …