BERANI TUNDUK DAN MENERIMA KEBENARAN
DARI SIAPA SAJA YANG MENYAMPAIKANNYA
Al-Imam Al-'Allamah
Abdul Aziz bin Bazz rohimahullah
Seorang mukmin itu akan mengagungkan perintah Allah ﷻ dan menerima kebenaran dari siapa saja
yang membawanya, serta tidak menyombongkan diri walaupun yang membawa kebenaran
itu lebih rendah dari dia. Allah ﷻ
berfirman :
{ﺇِﻥَّ ﺃَﻛْﺮَﻣَﻜُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ اﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺗْﻘَﺎﻛُﻢْ}
“Sesungguhnya orang yang paling
mulia dari kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa.”
Walaupun yang menasehati itu sekedar murid dari para
muridnya seorang syaikh maka kebenaran dari murid tersebut tidak boleh ditolak
jika si murid tersebut mencocoki suatu perkara (kebenaran) yang tersamarkan
oleh syaikh.
Dikarenakan sesungguhnya sikap inshaf / sportif dan adil itu
menuntut seseorang untuk menerima kebenaran, dan inilah bentuk taqwa dan itu
termasuk bentuk pemahaman yang mendalam terhadap agama, karena agama
memerintahkan untuk menerima kebenaran dari orang yang membawanya, baik itu
laki-laki, perempuan, ataukah dari anakmu, adikmu, tetanggamu, pembantumu tanpa
ada diskriminasi.
Barangsiapa yang mengetahui kebenaran, hendaknya dia menyeru
pada suatu kebenaran beserta dalilnya.
Dan barangsiapa yang disampaikan padanya suatu kebenaran
maka wajib baginya untuk mendengar dan taat karena dalil itu berada di atas
seluruhnya.
Tidak ada hak bagi seorang pun untuk berpendapat menyelisihi
dalil, karena Allah ﷻ berfirman dan
firman-Nya adalah kebenaran,
{ﻓَﺈِﻥْ ﺗَﻨَﺎﺯَﻋْﺘُﻢْ ﻓِﻲ ﺷَﻲْءٍ ﻓَﺮُﺩُّﻭﻩُ
ﺇِﻟَﻰ اﻟﻠَّﻪِ ﻭَاﻟﺮَّﺳُﻮﻝِ}
“Jika kalian berseteru /berselisih
paham maka kembalikanlah pada Allah dan RasulNya.”
Maka wajib bagimu untuk tunduk pada kebenaran dari siapapun
yang membawanya -apakah itu dari jin ataupun manusia-. [1]
Maka kapan saja engkau mengetahui kebenaran, maka terimalah
atas dasar dalilnya, jangan kamu bantah : “yang membawanya adalah fulan.”
(Dengan maksud merendahkan yang membawa kebenaran tersebut yang akhirnya
meremehkan dan bahkan menolak kebenaran)
Bahkan wajib bagimu untuk menerima kebenaran tersebut karena
kebenaran ada di atas semuanya, kebenaran itu adalah bagaikan suatu barang
berharga yang hilang dari seorang mukmin. (kapan saja dia dapati maka akan
segera dia raih).
📚 [Majmu' Fatawa Ibnu
Bazz]
_______
🐾 Catatan kaki :
[1] muncul di masa belakangan ini di Indonesia secara khusus
suatu komunitas yang menisbahkan diri mereka kepada dakwah salafiyyah, mereka
hanya menerima suatu kebenaran itu jika disampaikan atau datang dari arah
orang-orang sesama komunitas tersebut, walaupun fatwa atau dalil kebenaran yang
disampaikan adalah dari ulama yang sama dengan ulama yang mereka panuti, di
sisi mereka kebenaran itu hanya bisa diterima jika itu tersebar melalui
media-media dakwah mereka saja (majalah, media sosial, situs internet, dll),
oleh karena itu mereka lebih memilih menutup mata dan acuh tak acuh, serta
menghasung para anggota komunitas untuk tidak mengindahkan setiap kebenaran
atau ilmu yang tersampaikan melalui media dakwah di luar komunitas dengan dalih
tidak berada di atas bimbingan para pembesar komunitas, seakan-akan kebenaran
serta ketepatan mutlak dalam memahami dan menerapkan dakwa salaf itu hanya ada
pada para pembesar komunitas, yang menjadi tolok ukur bukan lagi berpijak di
atas dalil serta kepada praktek penerapan dakwah para salaf.
La haula wala quwwata illa billah, hasbunallah wa ni'mal
wakiil
Segala puji hanyalah milik Allah ﷻ
yang telah mengentaskan diri ini dari kubang hitam hizbiyyah terselubung
komunitas tersebut.
Sungguh tidaklah diketahui nikmat yang begitu besar setelah
nikmat Islam dan hidup di atas sunnah yang lebih besar dari nikmat tersadarkan
dari jerat-jerat hizbiyyah terselubung fanatik madzhab komunitas.
الإمام العلامة عبد العزيز بن باز رحمه
الله
" ﻓﺎﻟﻤﺆﻣﻦ ﻳﻌﻈﻢ ﺃﻣﺮ اﻟﻠﻪ ﻭﻳﻘﺒﻞ اﻟﺤﻖ ﻣﻤﻦ ﺟﺎء
ﺑﻪ ﻭﻻ ﻳﺘﻌﺎﻟﻰ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺟﺎء ﺑﻪ ﺃﻗﻞ منه ﻳﻘﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ: {ﺇِﻥَّ ﺃَﻛْﺮَﻣَﻜُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ
اﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺗْﻘَﺎﻛُﻢْ}
ﻓﻠﻮ ﻛﺎﻥ اﻟﻨﺎﺻﺢ ﺗﻠﻤﻴﺬ ﻣﻦ ﺗﻼﻣﻴﺬ اﻟﺸﻴﺦ ﻓﻼ ﻳﺮﺩ اﻟﺤﻖ ﻣﻦ اﻟﺘﻠﻤﻴﺬ ﺇﺫا ﺻﺎﺭ
اﻟﺘﻠﻤﻴﺬ ﻗﺪ ﻭﻓﻖ ﻷﻣﺮ ﺧﻔﻲ ﻋﻠﻰ اﻟﺸﻴﺦ ﻓﺈﻥ اﻹﻧﺼﺎﻑ ﻳﻘﺘﻀﻲ ﻗﺒﻮﻟﻪ ﻭﻫﺬﻩ ﻫﻲ اﻟﺘﻘﻮﻯ ﻭﻫﺬا ﻣﻦ
اﻟﺘﻔﻘﻪ ﻓﻲ اﻟﺪﻳﻦ ﻷﻥ اﻟﺪﻳﻦ ﻳﺄﻣﺮ ﺑﻘﺒﻮﻝ اﻟﺤﻖ ﻣﻤﻦ ﺟﺎء ﺑﻪ ﻣﻦ ﺭﺟﻞ ﺃﻭ اﻣﺮﺃﺓ ﻣﻦ ﻭﻟﺪﻙ ﺃﻭ ﻣﻦ
ﺃﺧﻴﻚ اﻟﺼﻐﻴﺮ ﻣﻦ ﺟﺎﺭﻙ ﺃﻭ ﻣﻦ ﺧﺎﺩﻣﻚ ﺑﺪﻭﻥ ﺗﻔﺮﻗﺔ، ﻓﻤﻦ ﻋﺮﻑ اﻟﺤﻖ ﻓﻠﻴﺮﺷﺪ ﺇﻟﻴﻪ ﺑﺎﻟﺪﻟﻴﻞ، ﻭﻣﻦ
ﺑﻠﻐﻪ ﺫﻟﻚ ﻓﻌﻠﻴﻪ اﻟﺴﻤﻊ ﻭاﻟﻄﺎﻋﺔ ﻷﻥ اﻟﺪﻟﻴﻞ ﻓﻮﻕ اﻟﺠﻤﻴﻊ ﻣﺎ ﻷﺣﺪ ﻓﻴﻪ ﻛﻼﻡ ﻷﻥ اﻟﻠﻪ ﻳﻘﻮﻝ ﻭﻗﻮﻟﻪ
اﻟﺤﻖ: {ﻓَﺈِﻥْ ﺗَﻨَﺎﺯَﻋْﺘُﻢْ ﻓِﻲ ﺷَﻲْءٍ ﻓَﺮُﺩُّﻭﻩُ ﺇِﻟَﻰ اﻟﻠَّﻪِ ﻭَاﻟﺮَّﺳُﻮﻝِ}
ﻓﻴﺠﺐ ﻋﻠﻴﻚ ﺃﻥ ﺗﺨﻀﻊ ﻟﻠﺤﻖ ﻣﻤﻦ ﺟﺎء ﺑﻪ ﻣﻦ ﺟﻦ
ﺃﻭ ﺇﻧﺲ، ﻓﻤﺘﻰ ﻋﺮﻓﺖ اﻟﺤﻖ ﻓﺎﻗﺒﻠﻪ ﺑﺎﻟﺪﻟﻴﻞ ﻭﻻ ﺗﻘﻞ : ﺟﺎء ﺑﻪ ﻓﻼﻥ ﺑﻞ ﻋﻠﻴﻚ ﺃﻥ ﺗﻘﺒﻞ اﻟﺤﻖ ﻷﻥ
اﻟﺤﻖ ﻓﻮﻕ اﻟﺠﻤﻴﻊ اﻟﺤﻖ ﺿﺎﻟﺔ اﻟﻤﺆمن
[مجموع فتاوى ابن باز]