PONDOK PESANTREN ABU BAKR ASH-SHIDDIIQ AL ISLAMI

Pondok Pesantren Abu Bakr Ash-Shiddiiq Al-Islami
---upaya mentarbiyah umat menjadi muslim ta'at---

BERANI TUNDUK DAN MENERIMA KEBENARAN DARI SIAPA SAJA YANG MENYAMPAIKANNYA
Al-Imam Al-'Allamah Abdul Aziz bin Bazz rohimahullah


Seorang mukmin itu akan mengagungkan perintah Allah dan menerima kebenaran dari siapa saja yang membawanya, serta tidak menyombongkan diri walaupun yang membawa kebenaran itu lebih rendah dari dia. Allah berfirman :


{ﺇِﻥَّ ﺃَﻛْﺮَﻣَﻜُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ اﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺗْﻘَﺎﻛُﻢْ}


Sesungguhnya orang yang paling mulia dari kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa.”


Walaupun yang menasehati itu sekedar murid dari para muridnya seorang syaikh maka kebenaran dari murid tersebut tidak boleh ditolak jika si murid tersebut mencocoki suatu perkara (kebenaran) yang tersamarkan oleh syaikh.


Dikarenakan sesungguhnya sikap inshaf / sportif dan adil itu menuntut seseorang untuk menerima kebenaran, dan inilah bentuk taqwa dan itu termasuk bentuk pemahaman yang mendalam terhadap agama, karena agama memerintahkan untuk menerima kebenaran dari orang yang membawanya, baik itu laki-laki, perempuan, ataukah dari anakmu, adikmu, tetanggamu, pembantumu tanpa ada diskriminasi.


Barangsiapa yang mengetahui kebenaran, hendaknya dia menyeru pada suatu kebenaran beserta dalilnya.


Dan barangsiapa yang disampaikan padanya suatu kebenaran maka wajib baginya untuk mendengar dan taat karena dalil itu berada di atas seluruhnya.


Tidak ada hak bagi seorang pun untuk berpendapat menyelisihi dalil, karena Allah berfirman dan firman-Nya adalah kebenaran,


{ﻓَﺈِﻥْ ﺗَﻨَﺎﺯَﻋْﺘُﻢْ ﻓِﻲ ﺷَﻲْءٍ ﻓَﺮُﺩُّﻭﻩُ ﺇِﻟَﻰ اﻟﻠَّﻪِ ﻭَاﻟﺮَّﺳُﻮﻝِ}


Jika kalian berseteru /berselisih paham maka kembalikanlah pada Allah dan RasulNya.”


Maka wajib bagimu untuk tunduk pada kebenaran dari siapapun yang membawanya -apakah itu dari jin ataupun manusia-. [1]


Maka kapan saja engkau mengetahui kebenaran, maka terimalah atas dasar dalilnya, jangan kamu bantah : “yang membawanya adalah fulan.” (Dengan maksud merendahkan yang membawa kebenaran tersebut yang akhirnya meremehkan dan bahkan menolak kebenaran)


Bahkan wajib bagimu untuk menerima kebenaran tersebut karena kebenaran ada di atas semuanya, kebenaran itu adalah bagaikan suatu barang berharga yang hilang dari seorang mukmin. (kapan saja dia dapati maka akan segera dia raih).


📚 [Majmu' Fatawa Ibnu Bazz]


_______
🐾 Catatan kaki :


[1] muncul di masa belakangan ini di Indonesia secara khusus suatu komunitas yang menisbahkan diri mereka kepada dakwah salafiyyah, mereka hanya menerima suatu kebenaran itu jika disampaikan atau datang dari arah orang-orang sesama komunitas tersebut, walaupun fatwa atau dalil kebenaran yang disampaikan adalah dari ulama yang sama dengan ulama yang mereka panuti, di sisi mereka kebenaran itu hanya bisa diterima jika itu tersebar melalui media-media dakwah mereka saja (majalah, media sosial, situs internet, dll), oleh karena itu mereka lebih memilih menutup mata dan acuh tak acuh, serta menghasung para anggota komunitas untuk tidak mengindahkan setiap kebenaran atau ilmu yang tersampaikan melalui media dakwah di luar komunitas dengan dalih tidak berada di atas bimbingan para pembesar komunitas, seakan-akan kebenaran serta ketepatan mutlak dalam memahami dan menerapkan dakwa salaf itu hanya ada pada para pembesar komunitas, yang menjadi tolok ukur bukan lagi berpijak di atas dalil serta kepada praktek penerapan dakwah para salaf.


La haula wala quwwata illa billah, hasbunallah wa ni'mal wakiil


Segala puji hanyalah milik Allah yang telah mengentaskan diri ini dari kubang hitam hizbiyyah terselubung komunitas tersebut.


Sungguh tidaklah diketahui nikmat yang begitu besar setelah nikmat Islam dan hidup di atas sunnah yang lebih besar dari nikmat tersadarkan dari jerat-jerat hizbiyyah terselubung fanatik madzhab komunitas.

الإمام العلامة عبد العزيز بن باز رحمه الله


" ﻓﺎﻟﻤﺆﻣﻦ ﻳﻌﻈﻢ ﺃﻣﺮ اﻟﻠﻪ ﻭﻳﻘﺒﻞ اﻟﺤﻖ ﻣﻤﻦ ﺟﺎء ﺑﻪ ﻭﻻ ﻳﺘﻌﺎﻟﻰ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺟﺎء ﺑﻪ ﺃﻗﻞ منه ﻳﻘﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ: {ﺇِﻥَّ ﺃَﻛْﺮَﻣَﻜُﻢْ ﻋِﻨْﺪَ اﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺗْﻘَﺎﻛُﻢْ}


ﻓﻠﻮ ﻛﺎﻥ اﻟﻨﺎﺻﺢ ﺗﻠﻤﻴﺬ ﻣﻦ ﺗﻼﻣﻴﺬ اﻟﺸﻴﺦ ﻓﻼ ﻳﺮﺩ اﻟﺤﻖ ﻣﻦ اﻟﺘﻠﻤﻴﺬ ﺇﺫا ﺻﺎﺭ اﻟﺘﻠﻤﻴﺬ ﻗﺪ ﻭﻓﻖ ﻷﻣﺮ ﺧﻔﻲ ﻋﻠﻰ اﻟﺸﻴﺦ ﻓﺈﻥ اﻹﻧﺼﺎﻑ ﻳﻘﺘﻀﻲ ﻗﺒﻮﻟﻪ ﻭﻫﺬﻩ ﻫﻲ اﻟﺘﻘﻮﻯ ﻭﻫﺬا ﻣﻦ اﻟﺘﻔﻘﻪ ﻓﻲ اﻟﺪﻳﻦ ﻷﻥ اﻟﺪﻳﻦ ﻳﺄﻣﺮ ﺑﻘﺒﻮﻝ اﻟﺤﻖ ﻣﻤﻦ ﺟﺎء ﺑﻪ ﻣﻦ ﺭﺟﻞ ﺃﻭ اﻣﺮﺃﺓ ﻣﻦ ﻭﻟﺪﻙ ﺃﻭ ﻣﻦ ﺃﺧﻴﻚ اﻟﺼﻐﻴﺮ ﻣﻦ ﺟﺎﺭﻙ ﺃﻭ ﻣﻦ ﺧﺎﺩﻣﻚ ﺑﺪﻭﻥ ﺗﻔﺮﻗﺔ، ﻓﻤﻦ ﻋﺮﻑ اﻟﺤﻖ ﻓﻠﻴﺮﺷﺪ ﺇﻟﻴﻪ ﺑﺎﻟﺪﻟﻴﻞ، ﻭﻣﻦ ﺑﻠﻐﻪ ﺫﻟﻚ ﻓﻌﻠﻴﻪ اﻟﺴﻤﻊ ﻭاﻟﻄﺎﻋﺔ ﻷﻥ اﻟﺪﻟﻴﻞ ﻓﻮﻕ اﻟﺠﻤﻴﻊ ﻣﺎ ﻷﺣﺪ ﻓﻴﻪ ﻛﻼﻡ ﻷﻥ اﻟﻠﻪ ﻳﻘﻮﻝ ﻭﻗﻮﻟﻪ اﻟﺤﻖ: {ﻓَﺈِﻥْ ﺗَﻨَﺎﺯَﻋْﺘُﻢْ ﻓِﻲ ﺷَﻲْءٍ ﻓَﺮُﺩُّﻭﻩُ ﺇِﻟَﻰ اﻟﻠَّﻪِ ﻭَاﻟﺮَّﺳُﻮﻝِ}


ﻓﻴﺠﺐ ﻋﻠﻴﻚ ﺃﻥ ﺗﺨﻀﻊ ﻟﻠﺤﻖ ﻣﻤﻦ ﺟﺎء ﺑﻪ ﻣﻦ ﺟﻦ ﺃﻭ ﺇﻧﺲ، ﻓﻤﺘﻰ ﻋﺮﻓﺖ اﻟﺤﻖ ﻓﺎﻗﺒﻠﻪ ﺑﺎﻟﺪﻟﻴﻞ ﻭﻻ ﺗﻘﻞ : ﺟﺎء ﺑﻪ ﻓﻼﻥ ﺑﻞ ﻋﻠﻴﻚ ﺃﻥ ﺗﻘﺒﻞ اﻟﺤﻖ ﻷﻥ اﻟﺤﻖ ﻓﻮﻕ اﻟﺠﻤﻴﻊ اﻟﺤﻖ ﺿﺎﻟﺔ اﻟﻤﺆمن


[مجموع فتاوى ابن باز]


Categories: , ,