loyalitas
dan berlepas diri
(CINTA DAN BENCI KARENA ALLOH)
oleh asy-syaikh robi' bin hadi al-madhkholy hafizhahullah
oleh asy-syaikh robi' bin hadi al-madhkholy hafizhahullah
SOAL:
Apakah diperbolehkan loyalitas(cinta)
dan berlepas diri(benci) atas dasar pribadi/orang tertentu?
JAWAB:
Keadaan seperti ini termasuk
dalam ghuluw (berlebih-lebihan dalam beragama) yang diperangi oleh Allah Tabaaraka wa Ta'ala
Allah berfirman dalam kitab-Nya
yang artinya ((Wahai ahlul kitab janganlah kalian ghuluw dalam agama kalian dan
janganlah kalian berkata atas Allah kecuali kebenaran. Sesungguhnya Isa Bin
Maryam itu adalah utusan Allah))
Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
''Janganlah kalian mengangkatku
sebagaimana orang-orang Nasrani mengangkat Isa Bin Maryam. Maka aku ini hanyalah
hamba. Maka katakanlah hamba Allah dan
rosul-Nya''.
Maka ghuluw tidak boleh sekalipun pada Rasululloh صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Maka bagaimana
pada pribadi/orang tertentu yang ada di akhir zaman, miskin(penuh cacat dan
kekurangan_Pent). Maka bagaimana kalau mereka itu adalah para ahlul bid'ah yang
sesat, kemudian engkau berloyalitas padanya, bermusuhan atas dasar dirinya dan
ghuluw terhadapnya serta mensucikannya? Yang seperti ini tidak diperbolehkan.
Loyalitas itu karena Allah, benci
juga karena Allah, Sekalipun terhadap para nabi! Kita mencintai para nabi karena Allah. Demikian pula terhadap orang-orang
sholih. Kita mencintai mereka karena Allah, sedangkan terhadap orang orang
kafir dan ahlul bid'ah kita membenci mereka karena Allah 'Azza Wa Jalla.
Loyalitas itu lillah(karena
Allah), mencintai fillah (karena Allah) dan membenci juga fillah. Apabila cinta
dan benci didasari oleh selain Allah, maka
pada hakikatnya dia berada di atas jalan syaithon dan bukan dari Allah sama
sekali.
(dari kaset berjudul: Ahlus
sunnah dan ciri-cirinya)
alih bahasa @admin ashshiddiiq
Sumber:
https://goo.gl/3P66Bx