PONDOK PESANTREN ABU BAKR ASH-SHIDDIIQ AL ISLAMI

Pondok Pesantren Abu Bakr Ash-Shiddiiq Al-Islami
---upaya mentarbiyah umat menjadi muslim ta'at---

HAKIKAT TAUHID

oleh Asy-Syaikh Sholih bin Fauzan Al-Fauzan Hafizhahullah




Pertanyaan

Bagaimana cara untuk mengetahui hakikat tauhid dalam keyakinan, amalan dan tindakan kita?


Jawab

Caranya ya dengan belajar, mempelajari tauhid. Sungguh banyak dari manusia jika ditanya apa itu tauhid maka mereka tidak bisa menjawab karena  mereka tidak mempelajari makna dan maksud tauhid. Sesungguhnya  tauhid adalah meng-Esakan Allah dalam ibadah. Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rohimahullah berkata, “Ketahuilah semoga Alloh merohmatimu, sesunggunya tauhd adalah meng-Esakan Allah dalam ibadah.”



Meng-Esakan Allah dalam ibadah bukan meng-Esakan Allah dalam hal penciptaan, pemberian rizki menghidupkan dan mematikan. Ini tidak mencukupi. penciptaan, pemberian rizki menghidupkan dan mematikan merupakan tauhid rububiyah. 

Dahulu orang-orang jahiliyah  juga menetapkan bahwa hanya Alloh yang menciptakan, pemberi rizki, yang menghidupkan dan mematikan bahkan  mereka mengetahui dan mengikrarkan. Akan tetapi mereka beribadah kepada Allah dan beribadah pula kepada selain Allah maka jadilah mereka orang yang berbuat syirik dan  kekal selamanya di neraka kecuali mereka yang bertaubat kepada Allah sebelum ajal menjemput kemudian  berpegang teguh dalam beribadah kepada Allah saja tanpa mensyerikatkan–Nya dengan sesuatu apapun.


Tauhid adalah meng-Esakan Allah dalam ibadah. Tauhid merupakan dakwahnya para rosul. Setiap rosul berkata kepada kaumnya di permulaan dakwah:

”Wahai kaumku, sembah dan beribadahlah  kepada Allah, tidak patut bagi kalian untuk menyembah kecuali hanya Dia(Allah).”


Yang dimaksud dengan Tauhid bukanlah keyakinan bahwa hanya Allah yang menciptakan, hanya Allah yang memberi rizki, hanya Allah yang menghidupkan dan mematikan serta mengatur semua makhluk-Nya. Bukan itu yang dimaksud tauhid!


Menciptakan, memberi rizki, menghidupkan dan mematikan serta mengatur seluruh makhluk merupakan bagian tauhid(bukun keselurahan makna tauhid). Beberapa hal tersebut merupakan bagian dari tauhid rububiyah yang juga diikrarkan oleh Abu Jahl dan dikrarkan pula oleh kaum musyrikin pada zaman sebelumnya.



“Apabila mereka(kaum musyrikin) ditanya ‘siapa yang menciptakan langit(yang 7 lapis) dan bumi’ maka mereka menjawab ‘Allah’.

Apabila ditanya ‘siapa yang menciptakan mereka’ maka mereka menjawab ‘Allah’.
Katakan(pada musyrikin):’ siapa pencipta langit yang 7 lapis dan siapa pencipta ‘arsy yang agung, maka mereka menjawab ‘Allah’. ”


Mereka tahu, tapi tidak mau menjalankan konsekwensiny. Mereka tahu  bahwa Allah yang menciptakan, memberi rizki dan lain-lain tapi mereka tidak mau meng-Esakan Allah dalam ibadah dan tidak mau meninggalkan ibadah kepada selain Allah.


alih bahasa @admin ashshiddiiq


transkrip tanya jawab


السؤال: 
كيف السبيل إلى معرفة حقيقة التوحيد اعتقادًا وسلوكًا وعملًا؟
الجواب: الطريق هو التعلم, تعلُّم التوحيد, لأن كثيرًا من الناس لو تسأله ما هو التوحيد؟ لا يجيبك لأنه ما تعلم معناه والمقصود به أنه هو إفراد الله بالعبادة.

الشيخ محمد بن عبد الوهاب-رحمه الله- يقول: "اعلم –رحمك الله- أن التوحيد هو إفراد الله بالعبادة وليس إفراد الله بالخلق والرزق والإحياء والإماتة, هذا لا يكفي هذا توحيد الربوبية, وهذا كانت الجاهلية يعتقدونه أيضًا ويقرون به ويعترفون به ولكنهم لمَّا كانوا يعبدون مع الله غيره صاروا مشركين خالدين مخلَّدين في النار إلا من تاب إلى الله منهم قبل الموت والتزم بعبادة الله وحده لا شريك له, فالتوحيد هو إفراد الله بالعبادة؛ التوحيد الذي دعت إليه الرسل, كل رسول أول ما يقوله لقومه: {يَا قَوْمِ اعْبُدُواْ اللّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ},وليس التوحيد هو أن تعتقد أن الله هو الخالق الرازق المحيي المميت المدبر!

نعم هذا توحيد لكنه توحيد الربوبية أقرَّ به أبو جهل وأقرَّ به المشركون من قبلهم: {وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ}.

{وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ{

{قُلْ مَن رَّبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ, سَيَقُولُونَ لِلَّه.}

يعترفون بهذا لكنهم لا يلتزمون بمدلوله وما يستلزم من إفراد الله- جل وعلا- بالعبادة وترك عبادة ما واسواه.



Categories: