PONDOK PESANTREN ABU BAKR ASH-SHIDDIIQ AL ISLAMI

Pondok Pesantren Abu Bakr Ash-Shiddiiq Al-Islami
---upaya mentarbiyah umat menjadi muslim ta'at---

Keutamaan Mempelajari Ilmu Syar’i(Ilmu agama)
Oleh Asy-Syaikh Sholih Bin Fauzan Al-Fauzan Hafizhahullah




PERTANYAAN

Apa keutamaan mempelajari ilmu syar’i? Apakah ilmu itu diambil dari kaset, buku dan referensi ataukah ilmu diambil dari para ulama?

JAWABAN

Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:  “Keutamaan menuntut ilmu syar’i itu seperti keutamaan bulan dibanding bintang-bintang.

Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: “Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya pada para penuntut ilmu, karena ridho dengan apa yang dikerjakan para penuntut ilmu(belajar).

Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu syar’i maka Allah mudahkan jalan baginya menuju surga.

Menuntut ilmu memiliki keutamaan bahkan merupakan seutama-utama amalan.  Dengan  belajar ilmu syar’i maka akan tegak agama seorang muslim. Seorang  menjadi tahu hukum-hukum  yang ada pada agamanya, mengetahui halal dan haram, dan mengetahui hukum-hukum syar’i  yang dibutuhkan dirinya sendiri dan orang lain.

Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: “sebaik-baik dari kalian adalah yang yang belajar  al Qur’an dan mengajarkannya. Demikian pula sunnah Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , memahami al Quran dan as Sunnah  tidak akan bisa kecuali dengan bimbingan ulama langsung, atau belajar di sekolah-sekolah, mahad-mahad, kuliah- kuliah dan mendengar  dari para guru serta halaqoh dzikir atau majelis ilmu yang diajar langsung oleh para ulama di masjid-masjid.

Adapun  mengambil ilmu dengan mengandalkan kitab atau mengambil ilmu dari orang yang dianggap berilmu tetapi dia tidak belajar dari siapapun yang terpercaya maka ini tidak boleh dan merupakan kesesatan. 

Tidak  boleh bagi seorang muslim utuk mengambil cara seperti ini dalam mendapatkan ilmu karena  dirinya sesat dan orang lain. Memberi fatwa dan mengajari manusia di atas kebodohan.





نص السؤال

ما فضل تعلم العلم الشرعي؟ وهل يؤخذ العلم الشرعي من الأشرطة والكتب والمراجع أم من 
العلماء ؟
الجواب:
« وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ» قال صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
« إِنَّ الْمَلائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَصْنَعُ». قال صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

فطلب العلم من أفضل بل هو من أفضل الأعمال، لأنه يقوم به دين المسلم، يعرف أحكام دينه، 
يعرف الحلال والحرام، يعرف الأحكام الشرعية التي هو وغيره بحاجة إليها .

« خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ» قال صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وكذلك السُّنة، سُّنة الرَسُول
والتفقه في الكتاب والسُّنة، وهذا لا يكون إلا على أيدي العلماء بالحضور بين أيديهم، إما بالدراسة النظامية في المدارس والمعاهد والكليات وسماع المقررات من المدرسين، وإما أن يكون بحضور حلقات الذكر في المساجد على العلماء الذين يجلسون لتعليم الناس، أما الأخذ من الكتب والاعتماد على الكتب أو على المتعالمين الذين لم يأخذوا العلم عن أحدٍ ثقة فهذا لا يجوز وهذا ضلال، ولا يجوز للمسلم أن يسلك هذا المسلك لأنه يُضل نفسه ويُضل غيره لمن يفتيهم ويُعلمهم وهو جاهل

Categories: