FANATISME
ABAD 21
Asy-Syaikh
DR.Muhammad Robi’ bin Hadi ‘Umair Al-Madhkholy
Segala puji Haya milik Allah, sholawat
dan salam tetap terlimpah kepada Rasulullah ﺼﻟﻰﷲ ﻋﻟﻴﻪ
ﻮﺴﻟﻢ, para sahabat dan orang-orang yang beriman yang mengambil
petunjuknya. Amma ba’du.
"Sesungguhnya sebaik-baik
perkataan adalah kalamulloh dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi
Muhammad SAW. Perkara yang paling jelek adalah sesuatu yang diada-adakan (dalam
din), setiap perkara yang diada-adakan adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah
sesat".
Hadits ini adalah salah satu dari
sekian banyak hadits yang menunjukkan jawaamiul kalim (perkataan singkat tetapi
mengandung sekian banyak hukum). Hal ini hanya diberikan khusus kepada beliau
dan tidak diberikan kepada para nabi selainnya dan seluruh bani Adam.
Sebaik-baik perkataan adalah kalamulloh
dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad dalam setiap aspek/sisi.
Baik dalam perkara aqidah, syari'at, politik, akhlak, jihad, al-amru bil ma'ruf
wan nahyi 'anil munkar, menghadapi musuh-musuh Allah yang bermacam-macam
jenisnya seperti orang-orang kafir dan munafik, menghadapi pelaku perbuatan
maksiat dan ahli bid'ah. Demikian juga dalam memberikan al-walaa (loyalitas)
kepada orang-orang yang berada di atas al-haq dan al-baraa' (pelepasan diri)
dari orang-orang yang berada di atas kebatilan, baik dari golongan orang-orang
kafir, atau dari golongan orang-orang yang berada dalam kesesatan hawa nafsu
sesuai dengan tingkat penyimpangan bid'ah dan bahayanya terhadap Islam dan kaum
muslimin.
Yang demikian telah dipahami, dipegang,
dan diamalkan dengan sempurna oleh generasi salaf (shahabat,tabi’in, atba’ut
tabi’in) dan orang-orang yang mengikuti jalan yang mereka tempuh. Sebaliknya
ahlul ahwaa (orang-orang yang berada di atas kebatilan hawa nafsunya) telah
menyelisihinya sesuai dengan tingkatan yang berbeda-beda.
Fitnah ahlul ahwaa telah muncul sejak
zaman para sahabat Rasulullah dan terus berkembang luas fitnah bid'ah dan
pecahan golongan-golongan, sampai pada zaman kita sekarang ini. Hal ini
disebabkan oleh rusaknya hawa nafsu, yang mengakibatkan rusaknya pengambilan
hukum, pemahaman, lemahnya keyakinan dalam berpegang teguh, dan mengakibatkan
kerusakan dalam berkehendak (melakukan suatu perkara). Generasi salaf dan
orang-orang yang mengikuti jalan yang mereka tempuh, sampai saat ini telah
diselamatkan oleh Allah dari kerusakan hawa nafsu tersebut.
Kebanyakan
ahlul ahwaa dan golongan-golongan yang ada, telah menempatkan kerusakan hawa
nafsunya sederajat dengan apa yang dilakukan oleh musuh-musuh para rasul Allah,
dalam rangka mendzohirkan kebatilan dan fanatik dengannya. Pada dasarnya mereka
di atas kebatilan dan kesesatan.Sebagaimana firman Allah yang mengabarkan
tentang musuh-musuh para rasulNya (artinya):
"Dan
mereka mengingkarinya karena disebabkan kedzoliman dan kesombongan (mereka)
padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya".
(Q.S.
An-Naml : 14)
Demikian
juga firman Allah (artinya):
"Karena
sesungguhnya
mereka tidak mendustakan kamu,
akan tetapi orang-orang yang dzolim itu mengingkari ayat-ayat Allah". (QS.
Al-An'am : 33).
Demikian
keadaan orang-orang yang berada di atas kekufuran, pembangkangan, dan
kebatilan.
Adapun
kotoran buih, orang-orang rendahan/gembel, dan pengikut orang-orang yang
lantang bicaranya (berbicara tanpa ilmu agama Allah dari para ‘ulama yang
jahat), dimana suaranya sama dengan suara burung gagak yang menggaok, pada
dasarnya keadaan mereka (orang-orang rendahan/gembel) tersebut, sama dengan
musuh-musuh para Rasul. Musuh-musuh para Rasul mengatakan (artinya):
"Sesungguhnya
kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami
adalah pengikut jejak-jejak mereka". (QS. Az-Zukhruf: 23).
Mereka
adalah manusia yang bernasib buruk, sebagaimana firman Allah (artinya):
"Dan
perumpamaan orang-orang kafir adalah seperti (penggembala yang) memanggil
binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli,
bisu, dan buta, maka oleh sebab itu mereka tidak berakal". (Q.S.
Al-Baqoroh: 171).
Oleh
sebab itulah ahlus sunnah sangat gigih memerangi kebatilan fanatisme.
Akan tetapi bencana yang sangat
dahsyat, kesesatan yang membutakan, dan musibah yang sangat besar,
mengakibatkan kejahatan yang ditimbulkan oleh rusaknya hawa nafsu sampai pada
tingkat yang lebih jelek dari sekedar fanatik kepada madhzab tertentu, yaitu
munculnya golongan politik dan fanatisme yang ditimbulkan olehnya, sebagai
pewaris baru ahlul ahwaa yang penuh dengan kotoran/penyakit.
Golongan
yang ditimbulkan oleh golongan yang terjatuh kepada politik dan fanatisme, ada
tiga macam:
1.Golongan
yang terang-terangan mendhohirkan pembangkangan, permusuhan, dan kekufurannya
terhadap Islam.
Maka tidak ada jalan lain bagi mereka kecuali berdakwah/menyerunya kepada
Islam, atau pedang Abu Bakar apabila ditemukan (adanya kemampuan) jika mereka
tidak menerima dakwah tersebut.
2.Golongan
yang mengangkat/mendhohirkan syiar-syiar Islam, tetapi kosong dari aqidah yang
shohih (benar) dan perkara yang asas dalam agama Islam yang mulia.
Tumbuh dan berkembang dari golongan
ini:
a. Golongan yang memberikan loyalitas kepada
Rowafidl (1) , selaras dan harmonis bersamanya, membiarkan kesesatannya, bahkan
tidak mengingkari kekufuran dan kezindikan yang ada padanya dan mendakwahkan
persatuan bersama mereka (Rowafidl) di bawah bendera persahabatan.
b. Golongan yang memberikan loyalitas kepada
sufiyyah dengan berbagai macam corak dan ragamnya, bahkan kebanyakan
orang-orangnya adalah ahli tasawwuf.
c .Golongan yang mendhohirkan slogan pemusatan
untuk menghadapi orang-orang kafir dari syiah, yahudi, nashoro, dan yang
lainnya. Dengan tujuan membungkam ahlus sunnah dan ahlut tauhid (orang-orang
yang berada di atas tauhid) dan mendirikan pagar untuk menghalangi sampainya
dakwah al-haq kepada mereka yang menginginkan menerima al-haq, baik dari
keumuman kaum muslimin maupun yang berada di tengah-tengah mereka ahlul bid'ah.
Sungguh mereka telah berjalan dan melaksanakan prinsip yang jahat, hina, dan
jelek tersebut. Mereka berpacu di arena ini untuk menyesatkan manusia dari
jalan Allah dan merusak mayoritas anak-anak ahlul tauhid.
Akan tetapi Allah adalah Dzat Maha Adil
dalam rencana-Nya, Dia akan mengoyak apa yang mereka tutupi, membuka aib dan
kejahatannya setelah mereka mendirikan negara dan tercapai tujuan/cita-citanya.
Kejahatan tersebut adalah diadakannya muktamar-muktamar yang bertujuan
mendakwahkan:
'Persamaan atau persatuan seluruh
agama'
'Persaudaraan kaum muslimin dengan
seluruh penganut agama dan madzab'
'Persatuan Islam dengan Syiah dan
pembaharu intelektual di seluruh dunia'.
3.Golongan
yang bercabang dan musytaq dari golongan yang kedua. Mereka tidak sebatas
mengangkat/mendhohirkan syiar-syiar islam, tetapi mendakwa bahwa golongannya di
atas manhaj/jalan salafus sholih (ahlus sunnah wal jamaah), dengan tujuan
pemalsuan, tipu daya, dan mengadakan makar kepada kaum muslimin. Golongan yang ketiga ini lebih besar
kejahatan dan makarnya(tipu daya) daripada golongan yang kedua.
Fitnahnya menyibukkan dan dirasakan
oleh kalangan ulama manhaj salaf, tidak terkecuali Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah. Mereka merubah perkataan Syaikhul Islam dan yang lainnya, untuk
melindungi dan melanggengkan manhaj/jalan ahlul bid'ah yang batil. Baik
aqidah/keyakinan, jalan, penyimpangan politik, maupun pemikirannya.
Untuk memperkokoh tujuan atau
sasarannya yang jahat tersebut, mereka mengarang kitab-kitab dan menempatkan
tulisan yang berkaitan dengan perkara-perkara yang mendasar. Demikian juga
tulisan yang berkaitan dengan manhaj/prinsip, seperti 'Manhaj Muwaazanaat' dan
'Ta'addudul-Hizbiyyaat'.(2)
Bersamaan
dengan itu, mereka mengarahkan penyerbuan secara total dan menyeluruh dari
segala penjuru dan menfitnah serta mencaci maki ahlus sunnah dan ahlut tauhid
dengan segenap kesombongannya. Kejahatan mereka melebihi pendahulunya dalam
memberikan pertolongan kepada ahlul bathil dan membela tokoh-tokohnya,
memerangi ahlul haq dan mendzolimi serta menenggelamkannya kedalam kesesatan.
Akan
tetapi Alloh adalah Dzat Yang Maha Adil dalam rencana-Nya, Dia berfirman
(artinya):
"Dan
merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan kami merencanakan makar
(pula), sedang mereka tidak menyadari".
(Q.S.
An-Naml: 50).
Sungguh
mereka akan terus asyik tenggelam dalam perbuatan makarnya, sehingga Allah
membuka aib dan kejahatannya seperti yang telah dialami oleh pendahulunya dari
golongan Syiah.
Bacalah
tulisan atau kitab-kitab mereka, kemudian perhatikan dan telitilah kitab para
ulama ahlul haq yang di dalamnya terdapat kaidah-kaidah kritik dengan
ketelitian tinggi yang dibangun di atas dasar Al-Qur'an dan As-Sunnah, insya
Alloh engkau akan mendapatkan bahwa pada hakekatnya mereka di atas kepalsuan dan
akan tunduk kebatilan yang ada padanya. Allah pasti akan mendzohirkan apa yang
ada pada mereka meskipun mereka membencinya.
Bertanyalah
kepada mereka tentang ahlul bid'ah dan ahlul ahwaa', diantaranya mereka yang
menyerukan persamaan atau persatuan seluruh agama dan memusuhi sunnah serta
memusuhi tauhid, engkau akan mendapatkan jawaban yang menyelisihi keterangan
dari generasi Salafus Sholih. Kepada mereka yang besar kepalanya dan golongan
yang tertipu, kami hadapkan dengan pernyataan yang keras akan kebenaran dan
bahaya dari kejahatan fanatisme, yang membinasakan dan akan menjeruskan
seseorang ke dalam peribadahan kepada ulama Yahudi dan ahli ibadah dari
kalangan Nashoro.
Kepada
mereka yang besar kepalanya dan golongan yang tertipu, kami hadapkan dengan pernyataan
yang keras agar mengumumkan kecintaannya kepada al-haq dan orang-orang yang
berada di atasnya, tidak meremehkan sesuatu yang menyebabkan datangnya murka
dari Allah, tidak memerangi al-haq dan orang-orang yang berada di atasnya, dan
tidak mendekati sarang ahlul bathil.
Kami
panggil dan mengharap kepada mereka yang tertipu, agar memecahkan dan
menghancurkan pengkhianatan yang menyelubungi dan rintangan atau hijab yang
diletakkan oleh pemakar dan penipu untuk menutupi kebenaran yang sangat terang.
Karena mereka (pemakar dan penipu) bertujuan menjerumuskan manusia ke kegelapan
yang berujung kepada peribadahan hawa nafsu dan kebatilan.
Ya
Allah bebaskan dan selamatkanlah mereka yang tertawan, berilah jalan keluar
bagi mereka dari belenggu orang-orang yang mendzolimi dan memenjarakannya dalam
kegelapan kebatilan, goa-goa hawa nafsu, dan saluran kotoran makar atau tipu
muslihat "Sesungguhnya Engkau adalah Yang Maha Mendengar doa".
(1) Berkata Imam Ahmad : Mereka
(Rowafidl) adalah golongan yang mencaci-maki Abu Bakr dan ‘Umar . (Lihat
Thabaqot Al Hanabilah lil Qadhi ‘ibnu Abi Ya’la Juz.1 hal : 33). Mereka
golongan Rowafidl bersepakat bahwa para shahabat Rasulullah telah sesat
disebabkan para shahabat tidak mau mengikuti Ali bin Abi Thalib setelah
wafatnya Nabi .
(2) Lihat bantahan ilmiyah yang rinci
kepada penyimpangan pemikiran 'Manhaj Muwaazanaat' Salman Al-'Audah dan yang
lainnya dalam kitab 'Manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaa'ah fii Naqdir Rijaal wal
Kutub wath Thowaaif' dan bantahan kepada penyimpangan pemikiran 'Ta'addudul
Hizbiyyaat' Abdur-Rohman Abdul-Kholiq dalam kitab 'Jamaa'ah Waahidah Laa
Jamaa'aat wa Shiraath Waahidah Laa 'Asyaraat' oleh : Asy-Syaikh Al-'Allamah
Al-Muhaddits Al-Mujahid DR. Abu Muhammad Robi' bin Hadi 'Umair Al-Madkholy
Diterjemahkan oleh Al-Ustadz Abu 'Isa
Nurwahid dari kitab 'At-Ta'assub' Syaikh Abu Muhammad Robi' bin Hadi 'Umair
Al-Madkhaly
Sumber : Buletin Dakwah Al-Atsary,
Semarang Edisi XIV/1427 H
Categories:
akhlak